MI AL FALAH KEDANYANG
  • BERANDA
  • PROFIL
  • INFORMASI
  • PRESTASI
  • E-LEARNING
Picture
BAHAN AJAR | SOAL | BLOG | DOWNLOAD
​
| KLS 1 | KLS 2 | KLS 3 | KLS 4 | KLS 5 | KLS 6 |
LOGIN

Cerita Tentang Indonesia

5/23/2024

0 Comments

 
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
bahan ajar
0 Comments

Bagaimana Tubuh Bergerak?

5/22/2024

0 Comments

 

IPAS kelas 6 bab 1

Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
bahan ajar
0 Comments

Menghormati Nabi Muhammad s.a.w.

5/21/2024

0 Comments

 
Picture

​A. Kewajiban Mencintai dan Mentaati Nabi Muhammad
1. Beriman (yakin) bahwa Nabi Muhammad adalah nabi terakhir dan tidak ada nabi sesudahnya
2. Tunduk dan patuh melaksanakan semua yang diperintahkan dan menjauhi larangannya.
3. Mencintai beliau melebihi cinta kita terhadap orang lain.
 
Amaliyah dalam rangka  mewujudkan kecintaan kepada Nabi Muhammad, diantaranya:
1. Memperingati maulid (hari kelahiran) Nabi Muhammad setiap tanggal 12 Rabi’ul Awwal.
2. Kegiatan rutin membaca diba’ (diba’an) berzanji (berzanjen) atau hadrah.
3. Setiap kali menyebut nama Nabi Muhammad selalu didahului kata “sayyidina” dan apabila  mendengar nama beliau disebut, selalu membacakan shalawat kepada beliau.
4. Membaca shalawat setelah adzan sebelum shalat dimulai.
 
B. Adab Membaca Shalawat Nabi
1. Membaca shalawat hendaknya dilakukan dengan khidmat, kerena membaca shalawat Nabi itu mengandung makna memuliakan dan mengagungkan beliau.
2. Membaca shalawat Nabi hendaknya dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tidak boleh dengan bergurau atau main-main.
3. Membaca shalawat harus dilakukan dengan sepenuh hati, karena membaca shalawat itu termasuk ibadah sehingga pelaksanannya harus disertai niat dengan hati yang ikhlas.
4. Ketika membaca shalawat tertentu, seperti “marhaban” hendaknya dilakukan dengan berdiri (mahallul qiyam). Tujuannya adalah menghormati Rasulullah.
5. Semua bacaan shalawat Nabi yang berbentuk syair boleh dibaca dengan lagu. Hanya saja lagu yang dipilih tidak boleh merusak bacaan shalawat.
6. Membaca shalawat dengan iringan alat-alat musik dan gerakan tari diperbolehkan.
 
C. Fadhilah Membaca Shalawat Nabi
1. Mendapatkan ridla Allah
2. Menjalankan perintah Allah untuk bershalawat
3. Satu kali bacaan shalawat dapat menurunkan 10 rahmat dari Allah bagi pembacanya
4. Satu kali bacaan shalawat dapat mengangkat derajat bagi pembacanya
5. Satu kali bacaan shalawat dicatat sebagai 10 kebajikan
6. Terkabulnya doa lebih banyak dapat diharapkan jika diawali dengan bacaan shalawat
7. Sebagai penyebab datangnya syafaat dari Rasulullah
8. Sebagai penyebab terhapusnya segala dosa
9. Sebagai penyebab dihindarkannya segala kesulitan
10. Sebagai penyebab dekatnya seseorang dengan Rasulullah kelak di hari kiamat
11. Pahalanya sebanding dengan bershadaqah kepada orang yang mengalami kesulitan
12. Sebagai penyebab terpenuhinya segala kebutuhan hidup duniawi dan ukhrawi
​

bahan ajar
0 Comments

Menghormati AlQur'an

5/21/2024

0 Comments

 
Picture

​A. Kewajiban Terhadap Al Qur’an
1. Mengimani atau meyakini kebenaran al Qur`an
2. Mempelajari dan mengamalkan ajaran al Qur`an
3. Menyampaikan ajaran al Qur`an dengan cara dan pemahaman yang benar
4. Berjuang untuk menegakkan ajaran al Qur`an dengan penuh kesabaran
 
B. Fadhilah Membaca Al Qur’an
1. Membaca al Qur`an adalah ibadah.
2. Orang yang mahir membaca al Qur`an akan dikumpulkan bersama para Malaikat pencatat (amal) yang mulia.
3. Orang yang tekun membaca al Qur`an tidak akan diliputi rasa takut ketika hari kiamat kiamat.
 
C. Sikap Menghormati Al Qur’an
1. Tidak menyentuh Mushaf al Qur`an kecuali dalam keadaan suci dari hadats.
2. Tidak menempatkan Mushhaf al Qur`an di tempat sembarangan. Para ulama mengajarkan agar Mushhaf al Qur`an ditempatkan pada tempat khusus
3. Tidak membawa al Qur`an tanpa berwudlu atau ke tempat sembarangan.
 
D. Tata Cara Mensyiarkan Al Qur’an
1. Tadarus al Qur`an, yaitu membaca al Qur`an secara bersama-sama dan secara bergantian
2. Takhtim al Qur`an, yaitu kegiatan membaca al Qur`an secara bersama-sama dengan memberikan bagian kepada setiap yang hadir untuk membaca satu juz dalam al Qur`an.
3. Sema’an al Qur`an, yang diikuti oleh pada huffadz (penghafal al Qur`an). Mereka secara bergantian membaca al Qur`an dengan hafalan (bil hifdzi) dan para hadirin lainnya menyimaknya dengan membuka Mushaf Al Qur`an.
4. Menyelenggarakan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ).
    Di kalangan NU pelaksanaan MTQ di selenggarakan oleh Jamiyatul Qurra’ wal Huffadz
 
E. Membiasakan Diri Membaca Al Qur’an
1. Menjadikan al Qur`an sebagai wirid setiap hari.
2. Dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan warga NU, seperti peringatan hari besar Islam dan walimah selalu dimulai dengan membaca surat al Fatihah. 
3. Mengikuti kegiatan-kegiatan NU seperti tadarus al Qur`an, Khatmi al Qur`an dan lainnya

bahan ajar
0 Comments

KH. Bisri Syansuri

5/21/2024

0 Comments

 
Picture

​A.  Riwayat Hidup K.H. Bisri Syansuri
Kyai Bisri dilahirkan di Desa Tayu, Pati, Jawa Tengah, tanggal 18 September 1886. Ayahnya bernama Syansuri dan ibunya bernama Mariah
 
B. Kedudukan K.H. Bisri Syansuri Dikalangan Ulama Pesantren
K.H Bisri Syansuri dikenal sebagai ulama yang sangat ahli dalam Ilmu Fiqih. Sehingga beliau menjadi rujukan para ulama lainnya dalam disiplin ilmu ini. Terlebih setelah beliau mendapatkan ijazah mengajar dari guru beliau K.H Hasyim Asy’ari.
 
C.  Lembaga Pendidikan Yang Didirikan K.H. Bisri Syansuri
Pada tahun 1917 K.H Bisri Syansuri mendirikan pondok pesantren di Denanyar Jombang. Pendirian pondok pesantren atas restu mertua beliau dan gurunya K.H Hasyim Asy’ari.
Pada awalnya pesantren ini hanya khusus untuk santri putra, namun pada tahun 1919 beliau membuka pesantren untuk santri putri.
 
D. Peranan K.H. Bisri Syansuri Dalam Mendirikan Nahdlatul Ulama
K.H Bisri Syansuri adalah salah satu ulama yang terlibat langsung dalam pendirian Nahdlatul Ulama. Sebab beliau langsung hadir dalam musyawarah para ulama dalam pendirian NU di Surabaya tanggal 31 Januari 1926.
 
E. Perjuangan K.H. Bisri Syansuri Dalam Pergerakan Nasional 
Di masa penjajahan Jepang, Kyai Bisri ini terlibat dalam pertahanan negara, yakni menjadi Kepala Staf Markas Oelama Djawa Timur (MODT), yang berkedudukan di Waru, Semangat juang Kyai Bisri semakin bergelora ketika gurunya K.H Hasyim Asy’ari mengeluarkan resolosi Jihad antara tahun 1947 -1949, beliau beliau ditunjuk sebagai ketua Markas Pertahanan Hizbullah Sabilillah di Jawa Timur. Pada masa kemerdekaan ia pun terlibat dalam lembaga pemerintahan, antara lain dalam Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), mewakili unsur Masyumi (tempat Nahdlatul Ulama tergabung secara politis). Ia juga menjadi anggota Dewan Konstituante tahun 1956, hingga ke masa pemilihan umum tahun 1971. Setelah wafatnya K.H Abdul Wahab Chasbullah, tahun 1972 ia diangkat sebagai Rais Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Ketika NU bergabung ke Partai Persatuan Pembangunan, ia pernah menjadi Ketua Majelis Syura partai ini. Ia terpilih menjadi anggota DPR sampai tahun 1980.

bahan ajar
0 Comments
<<Previous
Forward>>

    E-Learning 
    ​MI Al Falah

    Media Pembelajaran Digital MI Al Falah.

    Categories

    All
    Bahan Ajar
    Bank Soal
    Daftar Isi
    Daftar Soal
    E-Book
    Guru
    Login

    Archives

    June 2024
    May 2024

    RSS Feed

    kembali ke beranda
Site powered by Weebly. Managed by Rumahweb Indonesia
  • BERANDA
  • PROFIL
  • INFORMASI
  • PRESTASI
  • E-LEARNING