A. Pengertian dan Kepribadian NU Kepribadian NU adalah pedoman berperilaku bagi warga NU yang harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari Pedoman tersebut dirumuskan menjadi Khittah Nahdliyah Mabadi Khaira Ummah adalah pedoman dasar yang mengandung nilai-nilai utama sebagai langkah awal pembentukan umat terbaik. Gerakan ini dimulai tahun 1935 Terdiri dari As-shidqu, al-amanah wal wafa bil ahdi, dan at-ta’awun Pada munas alim ulama di Lampung (1992) ada tambahan yaitu al-‘adalah dan al-istiqamah B. Al-Mabadi’ul Khamsah 1. As-shidqu (kejujuran, kesungguhan dan keterbukaan)Yaitu satunya kata dengan perbuatan dan ucapan dengan pikiran 2. Al-amanah wal wafa bil ahdi (dapat dipercaya, setia, menepati janji)Dapat dipercaya artinya dapat melaksanakan semua tugas baik yang bersifat diniyah (keagamaan) maupun ijtima’iyah (kemasyarakatan) Setia artinya kepatuhan dan ketaatan kepada Allah dan pimpinan dalam kebaikan Menepati janji adalah melaksanakan semua perjanjian baik yang dibuatnya sendiri maupun yang melekat karena kedudukannya 3. At- Ta’awun (tolong menolong)Yaitu sikap tolong menolong, setia kawan dan gotong royong dalam kebaikan dan taqwa. 4. Al-adalah (adil, tidak memihak, taat asas)Yaitu menempatkan segala sesuatu pada tempatnya, memberikan hak dan kewajiban kepada seseorang sesuai dengan kedudukannya. 5. Al-istiqamah ( tegar, berkesinambungan, berkelanjutan)Tegar yaitu tetap dan tidak bergeser dari aturan Allah dan rasulNya. Kesinambungan yaitu keterkaitan antarasatu kegiatan dengan kegiatan yang lain dan antar masa yang satu dengan masa yang lain
0 Comments
1. Peran Ulama Sebagai Pendiri NU. NU didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 ( 16 Rajab 1344 H). Pendirinya adalah para ulama pondok pesantren antara lain. 2. Peran Ulama Sebagai Pemimpin Tertinggi NU Ulama mempunyai peranan penting sebagai pemimpin tertinggi NU baik secara struktural maupun secara kultural. Ulama adalah pemimpin tertinggi bagi masyarakat yang selalu berdakwah menjaga jam’iyah dan faham ahlusunnah wal jamaah 3. Peran Ulama Sebagai Pemelihara Ajaran Aswaja NU merupakan wadah untuk mempersatukan, memelihara, melestarikan, mengembangkan, dan mengamalkan ajaran ahlusunnah wal jamaah di Indonesia. Dasar menegakkan agama Allah dan nilai kemanusiaan adalah : Persaudaraan sejati (al-ukhuwah), Persamaan ( al-musawah), dan Keadilan (al-adalah) A. Ahlusunnah wal jamaah sebagai firqah dalam Islam ahlun berarti keluarga, golongan, pengikut as sunnah berarti ucapan, perbuatan dan ketetapan Nabi Muhammad saw aljamaah berarti kumpulan atau kelompok para sahabat Nabi, tabiin, dan tabiit tabiin Jadi, Ahlussunnah wal jamaah adalah golongan atau orang-orang yang mengikuti dan berpegang teguh pada sunnah Rasul sebagaimana yang dipraktikkan bersama para sahabat. Dalam perkembangan selanjutnya muncul istilah ahlussunnah wal jamaah sebagai firqah dalam Islam yaitu golongan para pengikut imam Abul Hasan Al-Asy’ari dan imam Abu Manshur Al-Maturidi. Golongan tersebut dinamakan aliran Asy’ariyah dan Maturidiyah B. Pokok Ajaran Ahlussunnah wal jamaah Prinsip ahlussunnah wal jamaah :
1. Bidang Aqidah Dalam bidang aqidah ahlussunnah wal jamaah mengikuti madzab imam Abu Hasan Al-Asy’ari dan imam Abu Manshur Al-Maturidi. Pokok-pokok ajaran ahlussunnah wal jamaah di bidang aqidah meliputi : Ketuhanan, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab suci, Para Rasul, Hari Akhirat, dan Qadha Qadar Allah 2. Bidang Syariah Dasar sumber hukum Islam (syariah Islam) itu ada 4, yaitu : Al Qur’an, Al Hadits (sunnah rasulullah), Ijma’ (kesepakatan ulama), dan Qiyas (menyamakan hukum) Imam mujtahid adalah orang yang mampu menggali dan menetapkan hukum dari sumber aslinya yaitu AlQur’an dan AlHadits. Para imam mujtahid yang sudah diakui kebenarannya antara lain :
Rasulullah adalah teladan (uswah) dan panutan (qudwah) yang sempurna (hasanah). Golongan Ahlussunnah wal jamaah mengikuti ajaran yang dirumuskan oleh imam Junaid AlBaghdadi, imam AlGhazali dan ulama tasawuf lainnya. |
E-Learning
|